Perencanaan Keuangan Usia Muda : Langkah Kecil Berdampak Besar
Senin, 28 Juli 2025

JAKARTA, investortrust.id - "Muda foya-foya, tua kaya raya, mati masuk surga" ungkapan ini mungkin sudah tidak asing di telinga kita. Siapa yang tidak menginginkan hidup ideal seperti itu? Namun, pertanyaannya adalah apa yang harus dilakukan agar bisa mencapainya?
Direksi BNI Asset Management (BNI-AM) Ade Yusriansyah mengungkapkan pentingnya perencanaan keuangan sejak usia muda. Salah satunya adalah pembagian fase kehidupan manusia kedalam lima tahap yakni masa anak-anak, remaja atau lajang, dewasa atau menikah, pra-pensiun, dan pensiun.
“Di setiap fase ini, kita dihadapkan pada berbagai ketidakpastian seperti sakit, penurunan kondisi fisik, kebutuhan mendadak, biaya pendidikan, hingga risiko meninggal dunia. Solusinya? Persiapan sejak dini yang salah satunya melalui perencanaan keuangan pribadi yang matang,” ujarnya dalam keterangan resmi dikutip Senin, (28/7/2025).
Ade juga menjabarkan bentuk perencanaan ini bisa berupa dana darurat, dana pendidikan, dana haji, dana memiliki hunian idaman, hingga dana pensiun. Selain sebagai mitigasi risiko, perencanaan keuangan juga membantu mengantisipasi kenaikan biaya hidup, salah satunya akibat inflasi.
Ia memberi contoh, inflasi pendidikan di Indonesia tercatat cukup tinggi. Berdasarkan data yang dihimpun Ade dari tahun 1996-2024, inflasi pendidikan di universitas dan jurusan yang sama mencapai 8,13-14,42% per tahun. Di sisi lain, data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa kenaikan rata-rata penghasilan selama periode Agustus 2015 hingga Agustus 2023 hanya sekitar 5,51% per tahun.
Untuk pendidikan dasar, berdasarkan data BPS, biaya sekolah di jenjang SD naik dari Rp 2,4 juta (tahun ajaran 2017/2018) menjadi Rp 3,24 juta (2020/2021), atau meningkat sekitar 35%. Di jenjang SMP, biaya naik sebesar 32%, dari Rp 4,23 juta menjadi Rp 5,59 juta.
Sementara di SMA, kenaikan tercatatsebesar 19%, dari Rp 6,53 juta menjadi Rp 7,8 juta. Angka-angka ini menunjukkan adanya potensi kesenjangan antara kenaikan biaya pendidikan dan pertumbuhan penghasilan.
Contoh lain adalah kebutuhan dana pensiun. Berdasarkan laporan Manulife Investment Management tahun 2022, pendapatan reguler dari pensiun di Indonesia diproyeksikan hanya sekitar 20% dari penghasilan aktif sebelumnya ataubahkan lebih rendah.
“Artinya, standar hidup para pensiunan diprediksi akan menurun secara signifikan jika tidak ada persiapan finansial sejak dini. Melihat berbagai fakta tersebut, jelas bahwa perencanaan keuangan sangat penting dilakukan di setiap fase kehidupan,” bebernya.
Namun, menjalankan perencanaan keuangan bukanlah hal yang mudah, terutama ketika masih banyak orang yang menganggapnya sebagai "beban" alih-alih sebagai bentuk investasi jangka panjang. Salah satu contoh nyata adalah pandangan bahwa biaya pendidikan merupakan pengeluaran semata, bukan sebagai bentuk investasi masa depan.
Untuk mengubah pola pikir ini, hal pertama yang perlu ditanamkan adalah visi akhir dari perencanaan keuangan, yaitu mencapai kemerdekaan finansial. Dengan visi ini, Ade menyebut bisa lebih memahami hasil yang akan dipetik dari proses yang sedang atau akan dijalani.
“Selain itu, kita juga perlu membangun empat hal penting dalam menjalankan perencanaan keuangan ketertarikan (interest), kemauan (willingness), komitmen (commitment), dan konsistensi (consistency). Keempat hal ini berperan sebagai pengarah agar kita tetap berada di jalur yang benar,” jelas Ade.
Yang tak kalah penting, menurut Ade tingkat literasi keuangan juga harus terus ditingkatkan. Dengan pemahaman yang baik, akan lebih bijak dalam memilih instrumen investasi yang sesuai profil risiko, dan mampu memperoleh hasil optimal tanpa mengabaikan potensi kerugiannya.
“Sebagai penutup, membiasakan diri merencanakan keuangan sejak muda adalah langkah kecil yang membawa dampak besar. Mengutip pepatah, small step for giant leaps, artinya satu langkah awal bisa membawa perubahan besar di masa depan,” pungkasnya.