BNI AM: Tahun 2024 Jadi Tahunnya Reksa Dana Pendapatan Tetap

Senin, 18 Maret 2024

BNI AM: Tahun 2024 Jadi Tahunnya Reksa Dana Pendapatan Tetap

JAKARTA, investortrust.id  - Direktur Investasi BNI Asset Management (BNI AM) Putut Endro Andanawarih sepakat bahwa tahun 2024 akan menjadi tahun bagi reksa dana pendapatan tetap (fixed income) mampu memberikan tingkat return terbaiknya kepada investor. 

“Tahun ini back drop besarnya adalah Amerika yang turun suku bunga, serta ada perlambatan ekonomi. Jadi kalau turun suku bunga harusnya Indonesia juga turun suku bunga, jadi ini saya pikir katalis positif kenapa bond itu menarik,” ungkap Putut kepada Investortrust.id di kantor BNI Asset Management, Jakarta, Kamis (14/3/2024).

Sesuai rule of thumb pergerakan tingkat suku bunga punya relasi dengan tingkat return yang bisa diberikan oleh obligasi. Putut menyebut layaknya sebuah alat permainan jungkat-jungkit,  jika tingkat suku bunga turun, maka akan diikuti kenaikan tingkat return dari obligasi, tergantung pada tenornya. “Semakin panjang tenornya, tingkat return yang diberikan akan semakin besar. Begitupun sebaliknya. Suku bunga naik, maka tingkat return dari obligasi akan tertekan,” ujarnya.

Namun disampaikan Putut, belakangan terjadi anomali atau  kondisi tidak wajar pada tingkat return yang ditawarkan obligasi dengan tenor menengah, dan jangka panjang. Salah satunya bisa dilihat pada tingkat kupon obligasi jangka satu tahun hingga 3 tahun, menawarkan kupon di kisara 6,4%. Sementara kupon untuk obligasi bertenor lebih panjang, seperti 30 tahun, tak terlalu berbeda, masih di kisaran 6%  di angka  6,6% - 6,8%.

“Kondisi ini bisa dibilang gak wajar, harusnya teorinya high risk - high return. Tapi kondisi seperti ini terjadi karena dipicu Covid,” jelasnya.

Bahkan kondisi terbalik terjadi di Amerika, dengan  treasury bonds tenor 10 tahun menawarkan kupon 4,2%, sementara tenor satu tahun lebih besar di angka 5%.  Menurut Putut, langkah ini ditetapkan pemerintah AS sebagai bentuk insentif agar publik mau masuk ke obligasi jangka pendek, karena diproyeksikan ke depan tingkat suku bunga akan turun.

“Kondisi seperti ini bagus  buat pendapatan tetap, karena suku bunga akan turun,” ujarnya.

Secara umum, Putut menilai sinyal akan berakhirnya tren suku bunga tinggi juga akan memberikan sentiman positif bagi perekonomian global yang tengah lesu sepanjang dua tahun terakhir. 

Sentimen  tersebut ditandai dengan naiknya yield surat utang yang memicu aksi beli di setiap penerbitan SBN dan ORI serta instrumen investasi turunannya, salah satunya produk Reksa Dana Pendapatan Tetap.  

Lebih lanjut, Putut mengimbau kepada para investor bahwa kunci sukses berinvestasi adalah diversifikasi portofolio. Seperti yang kerap dilakukan oleh investor institusi seperti dana pensiun, alokasi dana investasi sebesar 20%-30% ditempatkan equity (saham),  sedangkan sebagian besar lainnya  ditempatkan di fixed income, baik long term dan short term. 

Link. https://www.investortrust.id/news/bni-am-tahun-2024-jadi-tahunnya-reksadana-pendapatan-tetap

 

“ Jangan semua di fixed income sehingga perlu di-spread, kita bagi-bagi kalau belajar dari investor jago,” ujar Putut.  

 

Sekadar catatan, Reksa dana Reksa Dana BNI-AM Ardhani Pendapatan Tetap Syariah punya kinerja setahun terakhir sebesar 6,11% ini mengalami berkah pertumbuhan AUM sebesar 147% yoy dalam satu tahun terakhir (Feb 2023 – Feb 2024).

 

“Total dana kelolaan Reksa Dana BNI-AM Pendapatan Tetap Syariah sepanjang 1 tahun terakhir (31 Desember 2023 hingga 28 Februari 2024) mencapai Rp 518 miliar atau tumbuh sebesar 147% dibanding akhir Februari 2023 yang lalu. Pencapaian ini merupakan prestasi tersendiri di tengah lesunya pasar reksa dana di awal tahun 2024 ini,” pungkas Putut.